Kamis, 15 Januari 2026, pukul 07.00 pagi, sebuah tim kecil berkumpul di helipad terpencil di British Columbia, Kanada. Mereka bukan hanya sekelompok penggemar ski biasa, melainkan petualang sejati yang bersiap untuk merasakan sensasi meluncur yang paling ekstrem: heli-skiing. Kegiatan ini jauh berbeda dari bermain ski di resor pada umumnya. Alih-alih menggunakan lift ski, para peserta diterbangkan dengan helikopter langsung ke puncak pegunungan bersalju yang belum terjamah, di mana hamparan salju murni membentang luas. Keberangkatan pagi ini menandai dimulainya petualangan yang telah mereka nantikan selama setahun penuh.
Dipimpin oleh instruktur berpengalaman, Dave Miller, tim ini terdiri dari empat orang, termasuk seorang jurnalis lepas dari National Geographic yang bertugas mendokumentasikan setiap momen. Persiapan matang sudah dilakukan sejak dua hari sebelumnya. Mulai dari pengecekan peralatan keselamatan, pelatihan prosedur darurat di pegunungan, hingga pemeriksaan kondisi cuaca. Menurut laporan dari tim meteorologi, cuaca hari itu sangat ideal, dengan salju segar yang telah turun semalaman, menjanjikan kondisi “powder” yang sempurna untuk meluncur.
Saat helikopter lepas landas, pemandangan di bawah mereka berubah menjadi hamparan putih tak berujung, diselingi oleh puncak-puncak gunung yang menjulang tinggi. Deburan baling-baling helikopter mengiringi perjalanan menuju lokasi pendaratan yang telah ditentukan. Pukul 07.45, helikopter mendarat dengan mulus di lereng terpencil pada ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut. Begitu pintu helikopter terbuka, udara dingin dan segar langsung menerpa wajah, diikuti oleh keheningan total yang hanya bisa ditemukan di tempat-tempat yang sangat terpencil. Di sini, tidak ada suara keramaian resor, tidak ada antrean panjang, hanya keindahan alam yang tak terlukiskan dan sensasi meluncur dari puncak gunung yang masih asri.
Para peserta dengan hati-hati mempersiapkan peralatan mereka. Dave Miller memberikan instruksi terakhir, memastikan semua orang memahami rute dan teknik yang harus digunakan. Mereka kemudian mulai meluncur menuruni lereng curam, membelah salju yang lembut dan tebal. Gerakan mereka tampak begitu ringan dan anggun, seolah-olah mereka menari di atas salju. Kecepatan yang mereka capai, ditambah dengan pemandangan pegunungan yang menakjubkan, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan. Sensasi adrenalin mengalir deras di setiap tarikan napas, sebuah pengalaman yang tidak dapat ditandingi oleh jenis olahraga salju lainnya.
Pada pukul 11.30, tim mengambil jeda untuk istirahat dan menikmati makan siang ringan yang telah disiapkan. Mereka duduk di atas salju, dikelilingi oleh pemandangan yang spektakuler, merasakan kedamaian dan kebebasan yang langka. Setelah istirahat, mereka melanjutkan petualangan, menjelajahi lereng-lereng lain yang berbeda. Seluruh kegiatan mereka diawasi secara ketat oleh pilot helikopter yang berada di udara, siap untuk evakuasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Pada hari itu, mereka berhasil melakukan tiga kali pendaratan dan meluncur dari tiga lokasi berbeda, memberikan mereka pengalaman yang beragam.
Pada pukul 16.00, helikopter menjemput mereka di titik rendezvous yang telah ditentukan. Wajah-wajah yang lelah namun penuh kegembiraan terpancar jelas saat mereka kembali. Salah seorang peserta, Alex, berkomentar, “Ini adalah pengalaman seumur hidup. Sensasi meluncur di tengah keheningan alam, jauh dari keramaian, benar-benar luar biasa.” Pengalaman ini bukan hanya tentang adrenalin, tetapi juga tentang koneksi yang mendalam dengan alam. Petualangan heli-skiing ini berakhir dengan kepuasan yang mendalam, meninggalkan kenangan tak terlupakan. Laporan dari tim ekspedisi akan disampaikan kepada pihak berwenang dan operator tur terkait pada 25 Januari 2026, untuk keperluan evaluasi dan pengembangan program di masa depan, menegaskan bahwa sensasi meluncur dari puncak gunung adalah pengalaman yang layak untuk dicoba bagi para pencari petualangan sejati.