Lari sebagai Meditasi Aktif: Manfaat Running untuk Kesehatan Mental dan Otak

Dalam dunia yang serba cepat, menemukan ketenangan seringkali terasa sulit. Namun, bagi banyak orang, berlari telah bertransformasi dari sekadar aktivitas fisik menjadi praktik mindfulness yang kuat—dikenal sebagai Lari sebagai Meditasi aktif. Ketika ritme langkah menjadi satu-satunya fokus, pikiran secara alami terlepas dari kekhawatiran dan tekanan sehari-hari. Praktik Lari sebagai Meditasi ini terbukti sangat efektif dalam meningkatkan kejernihan mental dan mengurangi gejala kecemasan. Melalui repetisi gerakan yang sederhana namun intens, Lari sebagai Meditasi menawarkan jalan non-spiritual menuju ketenangan batin.

Secara ilmiah, Lari sebagai Meditasi memicu pelepasan neurotransmitter penting yang langsung memengaruhi suasana hati dan fungsi otak. Selain Endorfin yang memberikan perasaan euforia (runner’s high), lari juga meningkatkan kadar Serotonin dan Norepinefrin. Hormon-hormon ini berperan penting dalam mengatur tidur, nafsu makan, dan mood, menjadikannya terapi alami untuk depresi ringan. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Lembaga Riset Neurosains Indonesia (LIRNI) pada Juni 2025 menunjukkan bahwa partisipan yang mengikuti program lari pagi selama 30 menit minimal empat kali seminggu mengalami peningkatan skor fungsi kognitif dan daya ingat sebesar 12% dalam periode enam bulan.

Manfaat lain yang sering diabaikan adalah kemampuan lari untuk meningkatkan fokus. Ketika seseorang berlari, perhatian penuh diarahkan pada pernapasan, footwork, dan lingkungan sekitar. Fokus tunggal ini secara efektif mengganggu siklus pikiran negatif dan ruminasi (overthinking). Rutinitas lari yang teratur juga membentuk disiplin diri dan rasa pencapaian, yang secara signifikan meningkatkan harga diri (self-esteem). Psikolog Klinis dan Konsultan Running, Ibu Dr. Dian Pertiwi, Sp.KJ., menjelaskan bahwa penetapan target lari mingguan yang terukur, misalnya mencapai total 20 kilometer setiap Bulan April, memberikan kontrol pada individu, yang merupakan antidote terhadap perasaan tidak berdaya yang sering menyertai kecemasan.

Untuk mendukung praktik ini dalam komunitas, aspek keamanan juga diatur dengan ketat. Komunitas Lari Pagi Sehat yang sering menggunakan rute Taman Kota dan Kawasan Hijau pada setiap hari kerja pukul 05.30 WIB, selalu berkoordinasi dengan petugas keamanan setempat. Pada Selasa, 16 Juli 2024, Kepolisian Sektor (Polsek) Bidang Patroli, Bripka Heru Susanto, memberikan sosialisasi tentang keamanan berlari di jalan raya dan pentingnya menggunakan pakaian reflektif di pagi buta. Protokol ini diterapkan untuk menjamin bahwa setiap sesi Lari sebagai Meditasi dapat dilakukan dengan tenang dan aman, tanpa gangguan yang dapat merusak manfaat mental yang diperoleh.